twins2010.com

Cerita soal Spanduk "Football Without Violence" di Laga Indonesia Vs Irak

Para suporter Timnas Indonesia di Tribun Selatan membentangkan spanduk betuliskan pesan Football Whit Violance pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2024 antara Indonesia vs Irak, Kamis (6/6/2024) di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.
Lihat Foto

- Spanduk berisikan perdamaian membentang pada saat laga Timnas Indonesia vs Irak di babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024) lalu.

Spanduk tersebut bertuliskan "Football Without Violence" atau sepak bola tanpa kekerasan.

Ukurannya yang sangat besar cukup menyita perhatian selama pertandingan berlangsung.

Tapi bagian paling menarik adalah pemasangannya yang berada tepat di atas area VVIP tempat duduk Presiden Jokowi dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyaksikan pertandingan yang berakhir dengan kemenangan Irak 2-0.

Baca juga: Timnas Indonesia Vs Irak, Suporter Mulai Padati SUGBK

Spanduk tersebut merupakan pesan perdamaian dari Arek Malang untuk sepak bola Indonesia. Misinya adalah mengajak berefleksi dari Tragedi Kanjuruhan yang menjadi tragedi terkelam dalam sejarah sepak bola Indonesia.

Kampanye sepak bola tanpa kekerasan ini diprakarsai oleh presidium Aremania terpilih dalam musyawarah nasional Aremania Utas.

“Tulisan itu memang muncul pasca Tragedi Kanjuruhan, yang memang membawa pesan agar dalam sepak bola tidak ada kekerasan,” kata salah satu Aremania, Sam Dian kepada .

Menurutnya kampanye ini sebenarnya tidak sengaja dan tidak terencana.

Panggilan hati saja yang membuat rekan-rekannya mempunyai gagasan untuk membentangkan banner perdamaian tersebut di tengah laga melawan Irak.

Harapannya adalah pengingat bahwa kekerasan tidak punya tempat dan tidak boleh ada dalam sepak bola.

“Paling tidak pesan dalam tulisan tersebut banyak yang respect. Juga jadi pengingat bagi masyarakat bahwa pernah ada kekerasan yang menimbulkan banyak korban jiwa dalam sepak bola di Malang,” imbuhnya.

Baca juga: Apresiasi Menpora Usai Timnas Indonesia Kalah dari Irak

Ini merupakan kali pertama Aremania kembali bergeliat setelah Tragedi Kanjuruhan yang terjadi 1 Oktober 2022 silam.

Tragedi tersebut menewaskan 135 korban jiwa dan melukai 754 orang lainnya.

Pasca tragedi memilukan tersebut sebagian besar komunitas Aremania menarik diri dari gegap gempita sepak bola nasional dan merenung.

Namun kini Aremania merasa sudah saatnya kembali bangkit bersama dengan momentum Musyawarah Nasional (Munas) Aremania Utas, Sabtu (1/6/2024) lalu.

Dalam Munas tersebut terpilih 7 Presidium terpilih dan agenda untuk menjadikan Aremania sebagai organisasi berbadan hukum.

Munas ini pun dihadiri langsung oleh Exco PSSI Arya Sinulingga, Bupati Malang HM Sanusi, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana hingga Menko PMK Muhadjir Effendy.

“Harapannya Aremania semakin solid bisa menjadi virus yang baik buat suporter Indonesia dan terus menggabungkan pesan damai dan tanpa lelah menyuarakan keadilan bagi korban Tragedi Kanjuruhan 135+,” harap sam Dian.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat