Profil Brisbane Roar, Klub Baru Rafael Struick: Warisan Belanda dan Milik Grup Bakrie
- Berikut adalah profil Brisbane Roar, klub baru penyerang Timnas Indonesia, Rafael Struick.
Brisbane Roar meresmikan kedatangan Rafael Struick yang sebelumnya memperkuat kubu kasta kedua Liga Belanda, ADO Den Haag.
Selama tiga musim terakhir, Brisbane Roar bukan tim terbaik di Liga Australia atau A-League.
Mereka finish peringkat ke-11 dari 12 tim pada 2021-2022, kemudian peringkat kedelapan dan kesembilan musim lalu.
Setidaknya, Brisbane Roar menjadi runners up Piala Australia musim lalu setelah kalah 1-3 dari Sydney FC di final.
Baca juga: Rafael Struick Resmi ke Brisbane Roar, Ikuti Jejak Shin Tae-yong
Namun, klub yang bermain dengan jersey oranye ini pernah menjadi tiga kali juara liga yakni pada 2011, 2012, dan 2014.
Brisbane Roar punya kesamaan dengan garis keturunan Rafael Struick, di mana klub tersebut menjadi salah satu dari 38 klub yang didirikan oleh imigran Belanda di Australia.
Dikutip dari situs Dutch-Australian Cultural Center, para migran Belanda mendirikan tim di setiap ibu kota dan beberapa wilayah regional seantero Australia pada 1950-an dan awal 1960-an.
Secara keseluruhan, mereka mendirikan 38 klub dan juga terlibat dalam mendirikan banyak klub lain selama periode tersebut.
Kendati banyak dari klub tersebut yang sudah menghilang atau terasimilasi dengan klub lain, beberapa masih bertahan hingga saat ini termasuk klub bernama Hollandia-Inala yang menjadi Queensland Roar lalu Brisbane Roar pada 2005.
Baca juga: Rafael Struick Terpilih Jadi Future Star Piala Asia U23 2024
Hampir semua dari yang masih bertahan hingga saat ini, termasuk Roar, mempertahankan simbol-simbol yang mengakui warisan Belanda mereka.
Bagi Brisbane, keterkaitan terhadap sejarah itu terlihat dari warna jersey oranye dan ikon singa yang menjadi dua karakteristik utama jersey dan logo KNVB, federasi Belanda.
Milik Orang Indonesia
Grup konglomerat dari Indonesia, Grup Baktrie, datang membeli 70 persen saham Brisbane Roar pada 2011. Setahun kemudian, Grup Bakrie mengambil 100 persen kepemilikan klub.
Dikutip dari The Beautiful Game, pada tahun 2015, Grup Bakrie terancam dicabut lisensinya oleh FFA (federasi Australia) karena masalah keuangan di Brisbane Roar.
Terkini Lainnya
- Hasil Liga 1: Borneo FC Vs Persita 0-0, Tiga Tim Masih Tak Terkalahkan
- Mees Hilgers dan Eliano Reijnders Resmi Jadi WNI, Kerja Bersama demi Timnas Indonesia
- Antara Regulasi dan Kelayakan Pemain U22 Persib Bandung
- Bawa Indonesia Lolos Piala Asia U20 2025, Indra Sjafri Siapkan Roadmap
- Antoine Griezmann Resmi Pensiun dari Timnas Perancis
- PSSI Apresiasi Timnas U20 Lolos ke Piala Asia U20 2025
- Tak Mudah Pelatih Persib Cadangkan Edo, Pesaing Sehat bagi Rezaldi
- STY Sarankan Timnas U20 Rekrut Pemain Baru demi Piala Asia U20 2025
- Persib Siap Hadapi Zhejiang FC di China, Tak Gentar soal Cuaca
- Indra Sjafri Bentuk Timnas U20 Indonesia, Adaptif dan Dinamis
- Kerja Sama PSSI dan KNVB, Saat Marc Klok Jadi Penghubung Dua Negara...
- Hasil Bali United Vs PSS: Serdadu Tridatu Tertahan Mistar dan Tembok Alan
- Rafael Struick Resmi ke Brisbane Roar, Ikuti Jejak Shin Tae-yong
- Warna Timnas Indonesia: Mengenal Naturalisasi, Diaspora, dan Blijvers
- Jatim Memburu Emas Sepak Bola PON XXI 2024, Dukungan Andik Vermansah