twins2010.com

Benarkah Carlo Ancelotti Tak Jago Taktik?

Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti memberikan instruksi dari pinggir lapangan dalam pertandingan Liga Champions antara Lille vs Real Madrid di Stadion Pierre Mauroy di Villeneuve-d'Ascq, Perancis, pada 2 Oktober 2024. (Foto oleh FRANCOIS LO PRESTI / AFP)
Lihat Foto

- Nama Carlo Ancelotti turut disebut saat ada pertanyaan mengenai kemampuan pelatih anyar timnas Indonesia, Patrick Kluivert, dalam meramu taktik.

Ketika berkomentar soal Patrick Kluivert, Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, sempat menyinggung Carlo Ancelotti

Patrick Kluivert resmi diumumkan sebagai pelatih timnas Indonesia pada Rabu (8/1/2024) silam.

“Maka ini seperti mencari Carlo Ancelotti. Ancelotti apakah jago di teknis? Ayo. Enggak kan?

"Tapi Ancelotti jagoan meramu dan melakukan pendekatan-pendekatan emosi kepada pemain-pemainnya,” tutur Arya kepada media Kumparan.

Belakangan, Carlo Ancelotti, pelatih tersukses di sepanjang sejarah Liga Champions dengan torehan lima trofi juara, sering disebut "miskin taktik" dan dan hanya menggantungkan asa kepada aksi individual hebat para bintangnya.

Baca juga: Patrick Kluivert Sorot Potensi Besar Indonesia, Beri Kredit untuk STY

Benarkah pria yang mencatat rekor sebagai pelatih pertama yang merasakan nikmat menjuarai lima liga besar Eropa itu hanya bermodal kepiawaian mengendalikan ruang ganti?

Memang, harus diakui bahwa Ancelotti begitu menonjol karena kemampuan man-management serta keluwesannya mengatur harmoni ruang ganti.

Ia adalah jagoan "diplomasi meja makan". Ancelotti kerap mengambil hati para pemainnya dengan sebuah jamuan makan.

Ketika membela AC Milan, David Beckham, pernah dibuat Ancelotti tak bisa berhenti melahap tortellini (pasta khas Italia) dalam sebuah jamuan makan di Kota Parma. 

Kepiawaian Ancelotti melakukan pendekatan personal kepada pemain seolah mengaburkan ketajamannya dalam aspek teknis.

Keputusan Taktik Penting Ancelotti

Padahal, Ancelotti sangat sering membuat keputusan taktik penting di laga krusial. Contohnya pada final Liga Champions 2003 yang dimenangi tim besutan Ancelotti, AC Milan.

Ancelotti kala itu memberikan respons terbaik terhadap keputusan pelatih Juventus, Marcello Lippi yang memasang Gianluca Zambrotta lebih ke depan, ke pos sayap kiri, guna menggantikan Pavel Nedved yang terkena suspensi.

Lippi lantas mendaulat Paolo Montero yang biasanya mentas sebagai palang pintu, ke sisi kiri pertahanan.

Situasi itu dieksploitasi Ancelotti dengan meminta Andriy Shevchenko untuk kerap bertukar posisi dengan Rui Costa di sisi kanan penyerangan AC Milan.

Tujuannya, Ancelotti ingin meneror Montero dengan agresivitas dan kecepatan Shevchenko.

Baca juga: Ancelotti dan Rekor 5 Piala: Si Tukang Makan yang Tak Kenal Kenyang

Benar memang kemenangan Milan arahan Ancelotti di final Liga Champions 2003 ditentukan via adu penalti dengan skor 3-2.

Namun, keputusan taktik Ancelotti akan disanjung tinggi andai saja Gianluigi Buffon, kiper Juventus, tak melakukan penyelamatan satu tangan spektakuler terhadap sundulan Filippo Inzaghi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat