twins2010.com

Pro Kontra Format Baru Liga Champions: Lebih Berisiko!

Momen selebrasi gol Rodrygo dalam laga Liga Champions 2024-2025 antara Brest vs Real Madrid di Stade de Roudourou, 29 Januari 2025. (Photo by Damien MEYER / AFP)
Lihat Foto

- Badan sepak bola Eropa, UEFA, menyebut format baru Liga Champions sebagai lebih dinamis dan dinilai berhasil, melihat hasil akhir seusai fase pertama rampung, Rabu (29/1/2025) malam waktu setempat atau Kamis (30/1/2025) dini hari WIB.

Meski demikian, aneka reaksi bermunculan atas format baru yang dipakai di Liga Champions 2024-2025. Tidak semuanya gembira, meski ada juga yang merasa lebih tertantang.

"Senang rasanya ada sedikit lebih banyak risiko," ujar pemain Real Madrid, Jude Bellingham, kepada UEFA.com setelah sang juara bertahan menutup fase liga dengan kemenangan 3-0 atas Brest di Prancis.

Dia tidak merujuk pernyataannya untuk pertandingan terakhir itu saja. Meskipun, hari terakhir fase grup menyajikan cukup kegilaan, dengan 64 gol melesak ke gawang di seantero Eropa, termasuk satu gol dari Bellingham, dalam 18 pertandingan serentak yang digelar.

Baca juga: Guardiola: Format Baru Liga Champions Bikin Kami Menderita

Komentarnya tertuju pada sistem baru yang membuat masing-masing dari 36 klub peserta Liga Champions harus melawan delapan klub yang berbeda. Ini tentu butuh adaptasi, bahkan bagi klub-klub besar sekalipun.

Madrid, misalnya, sempat terkejut karena harus menelan tiga kekalahan dari lima pertandingan pertama mereka. 

Manchester City, apalagi. Juara Liga Champions 2023 ini nyaris tereliminasi dini, karena bertengger di posisi ke-25 hingga laga ke-7.

Pertandingan terakhir Man City pun menguji adrenalin. Melawan Club Brugge untuk meraup poin penuh demi tak tereliminasi, yang ada Man City malah sempat ketinggalan 0-1 di babak pertama, sebelum akhirnya mengakhiri laga dengan menang 3-1. 

Baca juga: Liga Champions: Tim-tim Raksasa Lolos, Duel Sengit Menanti di Babak 16 Besar

UEFA memperkenalkan format baru ini untuk menggantikan sistem grup yang sebelumnya sudah diberlakukan selama dua dekade. Ini mereka sebut sebagai upaya mencegah terjadinya Super League di Liga Champions, yang hanya melibatkan sejumlah klub raksasa.

Kini, badan pengatur sepak bola Eropa ini bangga dengan keberhasilan format baru yang menurut mereka telah memenuhi janji untuk menghidupkan kembali kompetisi yang sebelumnya sedikit terasa stagnan di fase grup.

Ada ruang kejutan

Format baru ini secara alami disambut baik oleh klub-klub yang mungkin kesulitan di bawah sistem sebelumnya. Salah satunya, Brest. Klub ini finis di peringkat 18 dan berhasil mencapai play-off di debut mereka di Liga Champions. 

"Saya sangat menyukai format ini, dan saya pikir malam ini para penonton di televisi dan di stadion pasti sangat menikmati pertandingan-pertandingan ini. Ada banyak ketegangan. Ini memberi kesempatan bagi tim-tim kecil seperti kami," kata pelatih Brest, Eric Roy.

Klub Prancis lainnya, Lille, tampil luar biasa dengan finis di peringkat ketujuh dan langsung lolos ke 16 besar, mengalahkan Real Madrid dan Atletico Madrid dalam perjalanan mereka.

"Saya sangat suka format ini. Ada ruang untuk kejutan," kata Thomas Meunier dari Lille.

Baca juga: Ketika Guardiola Sampai Tendang Boks Minuman di Laga Penentu Liga Champions...

Sebaliknya, pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, tidak menyembunyikan ketidakpuasannya dengan peningkatan jumlah pertandingan di fase liga, yang kini menjadi delapan dari sebelumnya enam dalam format lama.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat